Peluang usaha topi kini mulai menggeliat. Setiap dari kita mungkin sudah tak asing lagi dengan yang namanya topi. Dari kecil hingga sekarang mungkin sudah tidak terhitung lagi banyaknya kita memakai topi. Berulang kali kita mengenakan topi. Banyak sekali manfaat dengan menggunakan topi di kepala kita. Di belahan bumi mana pun tak ada yang tak kenal dengan topi. Setidaknya kita terlindung dari panas terik matahari di siang hari. Kepala pun rasanya akan bertambah nyaman bila kita memakai topi. Kemudian juga bisa menjadikan penampilan kita bertambah menarik dengan memakainya. Untuk anak sekolah, topi sudah menjadi seragam yang wajib dikenakan pada hari dan acara tertentu. Beberapa profesi pun juga wajib mengenakannya. Misalnya seorang yang ada di dinas kemiliteran.
Mungkin kita tak habis berpikir, berapa banyak topi yang diproduksi setiap hari. Dengan kasat mata saja, ketika kita melihat banyaknya orang menggunakan topi, maka jumlah produksinya pun tentu besar pula. Mungkin di seluruh dunia ini dalam satu hari saja mungkin ada jutaan orang yang memakai topi. Ketika topi dipakai terus maka dalam beberapa tahun bahkan tidak sampai setahun topi sudah rusak. Setidaknya dari warna dan tulisannya terlihat sudah kusam. Kurang menarik bila dipandang. Dengan kondisi demikian tidak salah bila seseorang kemudian langsung membeli topi yang baru.
Kali ini saya akan berbagi kisah dari seorang pengusaha muda yang sukses dalam usaha topi. M Yasin namanya. Ia telah jatuh bangun dalam membangun bisnis topi. Jatuh bangun tidak membuatnya berpatah arang. Ia terus mencari ide bagaimana untuk bangkit dari keterpurukan. Berbagai usaha pun ia lakukan. Salah satu cara yang ia tempuh adalah dengan mengunjungi sebuah sentra produksi topi yang berlokasi di Desa Rahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Namun yang terjadi, di wilayah tersebut Yasin menemukan banyak perajin topi yang malah beralih profesi. Kebanyakan malah beralih membuat sprei dan sweater. Padahal, permintaan dari konsumen topi teruslah meningkat dan besar lagi. Ia pun bertanya-tanya tentang fenomena ini.
Tetapi hal tersebut menjadikan benak hati Yasin tergerak untuk menangkap peluang usaha topi. Ia kemudian bertekad untuk membuka usaha produksi topi. "Bagi saya ini adalah peluang yang takboleh disia-siakan, karena ada peluang-peluang lain untuk mengembangkan usaha topi ini, " ujar suami dari Vera ini tatkala mengenang perintisan bisnis topi ini. Pada awalnya ia memulai usaha bersama temannya serta kakak iparnya. Tetapi, dalam perjalanannya ia terpaksa memutuskan untuk menjalankan usahanya sendiri.
Yasin masih ingat ketika ia memulai usaha, modal yang dia siapkan hanya Rp 250.000. Uang tersebut bukan untuk membeli bahan dan alat usaha. Namun, modal yang tergolong kecil itu ia gunakan membuat sebuah website. Mulai dari situ, secara perlahan-lahan orderan topi berdatangan. Pada awalnya cuma sepuluh, lalu dua puluh, lalu naik menjadi lima puluh sampai ada yang memesan sampai ratusan topi. Pada saat ini sudah mampu memproduksi topi hingga 6000 buah dalam sebulan. Bahkan, para pemesannya ada yang dari luar negeri seperti dari Malaysia dan Brunei Darussalam.
Dalam mengerjakan usahanya, Yasin dibantu oleh 8 orang karyawan. Empat orang penjahit dan lainnya menjadi staf. Menurutnya, ia lebih mudah mengerjakan pesanan topi-topi event yang dipesan oleh perusahaan komunitas, BUMN, atau sekolah swasta. Biasanya pemesan bisa melakukan pembayaran uang muka dahulu 50 %, sisanya begitu barang telah dikirim. "Dengan cara ini lebih memudahkan saya untuk bisa belanja bahan baku dan risikonya lebih kecil," kata M. Yasin. Namun, yang lebih penting dari itu, Yasin tetap menjaga kualitas pelayanan. Untuk menjaga kualitas pelayanan dan produknya, Yasin menjalin kerjasama dengan empat mitra yang menandatangani bordir. Salah satu mitranya, kata Yasin, memiliki mesin bordir hingga 12 buah. "Sehingga pesanan bordir untuk topi bisa dikerjakan dengan cepat".
Jam kerja diberlakukan mulai pukul 6.30 WIB, bahkan jika lembur bisa sampai jam 10 malam. Pola kerja di tempatnya tidak dipaksakan. Melihat semangat pekerjanya yang bagus, ia selalu berusaha membayar gaji tepat pada waktunya. Di samping itu, ia juga memberikan kesempatan para pelanggan untuk melihat langsung proses pengerjaan barang yang dipesan. Apabila tidak bisa datang, ia memberikan laporan melalui media sosial secara berkala. Agar tak terjadi kekecewaan pada pelanggan, ia selalu memberikan cotoh topi dan bordir kepada pelanggan. Jika sudah disetujui, barulah ia memproduksi sesua pesanan yang diinginkan. "Alhamdulillah, dengan cara tersebut nyaris tidak ada pelanggannya yang komplain,"katanya.
Untuk meningkatkan omset penjualannya ia menerapkan strategi yang cukup jitu. Ia menggunakan kemajuan teknologi internet dalam bisnisnya. Yasin memakai jasa langganan adwords di google sehingga website jualanya selalu berada pada peringkat pertama di mesin pencari. Dalam satu bulan ia menyisihkan uang untuk meningkatkan promosi produknya di dunia maya. Yang menjadikan Yasin dapat bertahan dalam bisnis ini tak semata karena sebuah strategi marketing yang ia lakukan. Akan tetapi, produk topi yang ia hasilkan memang unggul. Ditambah juga pelayanannya yang memang sangat memuaskan pelanggan. Maka ia selalu memperhatikan karyawannya. Karyawan adalah aset penting dalam perjalanan bisnisnya. "Tatkala ada karyawan yang sakit, saya selalu tengok atau jika ada masalah saya ikut bantu memecahkannya. Setiap tahun kami selalu wisata bareng", kata Yasin. Ia juga membina langsung ruhani para karyawan. Setiap hari diadakan shalat berjamaah dan ceramah agama. Untuk membentuk karyawan yang baik, jujur, ulet dan kerja keras memang perlu kesabaran. Pembinaan dilakukan di mushala tempat kerja. Sebagai bentuk rasa syukur atas kesuksesan usahanya, ia tak lupa menunaikan kewajiban membayar zakat. Sebagian ia titipkan ke lembaga zakat dan sebagian ia kelola sendiri. Tak hanya itu, ia juga tak segan berbagi ilmu bisnisnya kepada orang lain yang membutuhkan. Ia berharap akan tumbuh para wirausahawan baru yang kompeten dalam usahanya.
Dari kisah di atas tentu kita akan tertarik untuk memulai usaha produksi topi. Untuk langkah dalam memulai usaha topi ini kita perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
1. Bertekad untuk sukses
Sedari awal seseorang yang terjun ke bidang usaha produksi topi ini perlu menghujamkan semangat di dalam dirinya. Ia mesti bertekad sepenuh hati untuk meraih kesuksesan dalam bisnis topi ini.
2. Tetap semangat selalu
Sudah hal yang biasa bila dalam sebuah perjalanan bisnis itu kita menghadapi berbagai tantangan. Bahkan terkadang tantangan yang dihadapi itu begitu berat dan menyesakkan dada. Sampai-sampai bila seseorang pengusaha tidak kuat dengan tantangan itu mereka akan segera beralih bidang usaha. Dalam menghadapi pasang surut suatu bisnis hendaknya tetap berjalan lurus. Seseorang pengusaha tetap semangat menjalankan usaha produksi topinya meski ada hambatan. Ia pun tidak boleh mudah terpengaruh untuk beralih bidang usaha atau malah beralih profesi.
3. Melakukan promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi
Perkembangan zaman seperti saat ini sudah saatnya para pengusaha topi menggunakan website sebagai media promosi. Perlu ditambah dengan menggunakan jejaring sosial untuk lebih bagusnya.
4. Selalu meningkatkan kualitas barang
Topi yang dihasilkan mesti benar-benar berkualitas. Termasuk pula agar dalam tiap masa selalu mengikuti trend yang berkembang di masyarakat. Kualitas juga perlu selalu ditingkatkan.
5. Memperhatikan pelayanan
Kita sebagai pengusaha produksi topi juga perlu menjaga pelayanan kepada para konsumen. Berikan selalu pelayanan yang maksimal. Pastikan para konsumen selalu puas dengan pelayanan kita.
Nah, itulah sekilas kisah tentang seseorang yang sukses dalam menjalankan peluang usaha produksi topi. Semoga artikel tersebut bermanfaat dan menjadikan kita bersemangat untuk berbisnis. Salam sukses untuk semua.
Mungkin kita tak habis berpikir, berapa banyak topi yang diproduksi setiap hari. Dengan kasat mata saja, ketika kita melihat banyaknya orang menggunakan topi, maka jumlah produksinya pun tentu besar pula. Mungkin di seluruh dunia ini dalam satu hari saja mungkin ada jutaan orang yang memakai topi. Ketika topi dipakai terus maka dalam beberapa tahun bahkan tidak sampai setahun topi sudah rusak. Setidaknya dari warna dan tulisannya terlihat sudah kusam. Kurang menarik bila dipandang. Dengan kondisi demikian tidak salah bila seseorang kemudian langsung membeli topi yang baru.
Kali ini saya akan berbagi kisah dari seorang pengusaha muda yang sukses dalam usaha topi. M Yasin namanya. Ia telah jatuh bangun dalam membangun bisnis topi. Jatuh bangun tidak membuatnya berpatah arang. Ia terus mencari ide bagaimana untuk bangkit dari keterpurukan. Berbagai usaha pun ia lakukan. Salah satu cara yang ia tempuh adalah dengan mengunjungi sebuah sentra produksi topi yang berlokasi di Desa Rahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Namun yang terjadi, di wilayah tersebut Yasin menemukan banyak perajin topi yang malah beralih profesi. Kebanyakan malah beralih membuat sprei dan sweater. Padahal, permintaan dari konsumen topi teruslah meningkat dan besar lagi. Ia pun bertanya-tanya tentang fenomena ini.
Tetapi hal tersebut menjadikan benak hati Yasin tergerak untuk menangkap peluang usaha topi. Ia kemudian bertekad untuk membuka usaha produksi topi. "Bagi saya ini adalah peluang yang takboleh disia-siakan, karena ada peluang-peluang lain untuk mengembangkan usaha topi ini, " ujar suami dari Vera ini tatkala mengenang perintisan bisnis topi ini. Pada awalnya ia memulai usaha bersama temannya serta kakak iparnya. Tetapi, dalam perjalanannya ia terpaksa memutuskan untuk menjalankan usahanya sendiri.
Yasin masih ingat ketika ia memulai usaha, modal yang dia siapkan hanya Rp 250.000. Uang tersebut bukan untuk membeli bahan dan alat usaha. Namun, modal yang tergolong kecil itu ia gunakan membuat sebuah website. Mulai dari situ, secara perlahan-lahan orderan topi berdatangan. Pada awalnya cuma sepuluh, lalu dua puluh, lalu naik menjadi lima puluh sampai ada yang memesan sampai ratusan topi. Pada saat ini sudah mampu memproduksi topi hingga 6000 buah dalam sebulan. Bahkan, para pemesannya ada yang dari luar negeri seperti dari Malaysia dan Brunei Darussalam.
Dalam mengerjakan usahanya, Yasin dibantu oleh 8 orang karyawan. Empat orang penjahit dan lainnya menjadi staf. Menurutnya, ia lebih mudah mengerjakan pesanan topi-topi event yang dipesan oleh perusahaan komunitas, BUMN, atau sekolah swasta. Biasanya pemesan bisa melakukan pembayaran uang muka dahulu 50 %, sisanya begitu barang telah dikirim. "Dengan cara ini lebih memudahkan saya untuk bisa belanja bahan baku dan risikonya lebih kecil," kata M. Yasin. Namun, yang lebih penting dari itu, Yasin tetap menjaga kualitas pelayanan. Untuk menjaga kualitas pelayanan dan produknya, Yasin menjalin kerjasama dengan empat mitra yang menandatangani bordir. Salah satu mitranya, kata Yasin, memiliki mesin bordir hingga 12 buah. "Sehingga pesanan bordir untuk topi bisa dikerjakan dengan cepat".
Jam kerja diberlakukan mulai pukul 6.30 WIB, bahkan jika lembur bisa sampai jam 10 malam. Pola kerja di tempatnya tidak dipaksakan. Melihat semangat pekerjanya yang bagus, ia selalu berusaha membayar gaji tepat pada waktunya. Di samping itu, ia juga memberikan kesempatan para pelanggan untuk melihat langsung proses pengerjaan barang yang dipesan. Apabila tidak bisa datang, ia memberikan laporan melalui media sosial secara berkala. Agar tak terjadi kekecewaan pada pelanggan, ia selalu memberikan cotoh topi dan bordir kepada pelanggan. Jika sudah disetujui, barulah ia memproduksi sesua pesanan yang diinginkan. "Alhamdulillah, dengan cara tersebut nyaris tidak ada pelanggannya yang komplain,"katanya.
Untuk meningkatkan omset penjualannya ia menerapkan strategi yang cukup jitu. Ia menggunakan kemajuan teknologi internet dalam bisnisnya. Yasin memakai jasa langganan adwords di google sehingga website jualanya selalu berada pada peringkat pertama di mesin pencari. Dalam satu bulan ia menyisihkan uang untuk meningkatkan promosi produknya di dunia maya. Yang menjadikan Yasin dapat bertahan dalam bisnis ini tak semata karena sebuah strategi marketing yang ia lakukan. Akan tetapi, produk topi yang ia hasilkan memang unggul. Ditambah juga pelayanannya yang memang sangat memuaskan pelanggan. Maka ia selalu memperhatikan karyawannya. Karyawan adalah aset penting dalam perjalanan bisnisnya. "Tatkala ada karyawan yang sakit, saya selalu tengok atau jika ada masalah saya ikut bantu memecahkannya. Setiap tahun kami selalu wisata bareng", kata Yasin. Ia juga membina langsung ruhani para karyawan. Setiap hari diadakan shalat berjamaah dan ceramah agama. Untuk membentuk karyawan yang baik, jujur, ulet dan kerja keras memang perlu kesabaran. Pembinaan dilakukan di mushala tempat kerja. Sebagai bentuk rasa syukur atas kesuksesan usahanya, ia tak lupa menunaikan kewajiban membayar zakat. Sebagian ia titipkan ke lembaga zakat dan sebagian ia kelola sendiri. Tak hanya itu, ia juga tak segan berbagi ilmu bisnisnya kepada orang lain yang membutuhkan. Ia berharap akan tumbuh para wirausahawan baru yang kompeten dalam usahanya.
Dari kisah di atas tentu kita akan tertarik untuk memulai usaha produksi topi. Untuk langkah dalam memulai usaha topi ini kita perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
1. Bertekad untuk sukses
Sedari awal seseorang yang terjun ke bidang usaha produksi topi ini perlu menghujamkan semangat di dalam dirinya. Ia mesti bertekad sepenuh hati untuk meraih kesuksesan dalam bisnis topi ini.
2. Tetap semangat selalu
Sudah hal yang biasa bila dalam sebuah perjalanan bisnis itu kita menghadapi berbagai tantangan. Bahkan terkadang tantangan yang dihadapi itu begitu berat dan menyesakkan dada. Sampai-sampai bila seseorang pengusaha tidak kuat dengan tantangan itu mereka akan segera beralih bidang usaha. Dalam menghadapi pasang surut suatu bisnis hendaknya tetap berjalan lurus. Seseorang pengusaha tetap semangat menjalankan usaha produksi topinya meski ada hambatan. Ia pun tidak boleh mudah terpengaruh untuk beralih bidang usaha atau malah beralih profesi.
3. Melakukan promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi
Perkembangan zaman seperti saat ini sudah saatnya para pengusaha topi menggunakan website sebagai media promosi. Perlu ditambah dengan menggunakan jejaring sosial untuk lebih bagusnya.
4. Selalu meningkatkan kualitas barang
Topi yang dihasilkan mesti benar-benar berkualitas. Termasuk pula agar dalam tiap masa selalu mengikuti trend yang berkembang di masyarakat. Kualitas juga perlu selalu ditingkatkan.
5. Memperhatikan pelayanan
Kita sebagai pengusaha produksi topi juga perlu menjaga pelayanan kepada para konsumen. Berikan selalu pelayanan yang maksimal. Pastikan para konsumen selalu puas dengan pelayanan kita.
Nah, itulah sekilas kisah tentang seseorang yang sukses dalam menjalankan peluang usaha produksi topi. Semoga artikel tersebut bermanfaat dan menjadikan kita bersemangat untuk berbisnis. Salam sukses untuk semua.