Meraup Berkah dari Usaha Kerajinan Bambu

Usaha Kerajinan Bambu
Bambu merupakan salah satu pepohonan yang banyak terdapat di nusantara. Umumnya pohon bambu terletak di daerah pedesaan. Terkadang keberadaa pohon bambu tidaklah begitu diperhatikan. Nilai ekonomisnya pun sering dilupakan oleh banyak orang. Masih kalah dengan keberadaan batu akik yang menjadi demam masyarakat luas. Maklumlah, tidaklah banyak orang yang mampu memanfaatkan jenis tanaman ini. Tetapi sebenarnya nilai ekonomi dari pohon bambu lumayan tinggi. Hanya saja perlu kreativitas untuk mendapatkan nilai ekonominya.

Ketika orang telah melihat dan bahkan membuktikan bahwa bambu memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka pendapat dan pandangan mereka terhadap bambu pun akan segera berubah. Untuk lebih mengubah cara pandang kita terhadap bambu ini perlu untuk mencari contoh nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa mengambil sebuah contoh di salah satu daerah di nusantara. Kerajinan bambu Desa Sendari ini telah menembus pasar ekspor, seperti Belanda, Amerika, Arab Saudi, Italia, Perancis dan Jepang. Untuk menembus pasar ekspor ke seluruh negara-negara Asia serta Afrika, para perajin mengembangkan inovasi dan kreatifitas produknya diantaranya mebel indoor, lampu hias, sekat ruangan, dan gazebo (semacam bangunan rumah mini). Bahkan saat ini 90% pemasaran justru ke luar negeri, sedangkan 10% untuk dalam negeri. Harga yang ditawarkan tergantung dari ukuran, jenis bambu dan model dan tingkat kerumitannya.

Dahulu pembuatan kerajinan bambu di Dusun Sendari telah menjadi kegiatan turun menurun. Penduduk setempat memanfaatkan bambu sebagai bahan kerajinan karena di daerah ini dulu banyak terdapat bambu. Dalam perkembanganya saat ini terdapat banyak showroom kerajinan bambu di daerah Sendari yang berproduksi setiap hari. Tentu ekonomi masyarakat daerah tersebut pun otomatis akan terangkat.

Untuk menghasilkan produk yang bagus tentu bahannya pun juga dipilih yang baik pula. Banyak jenis bambu di pasaran. Harganya pun begitu bervariasi pula. Namun, kalau kita membeli hendaknya memilih yang telah diawetkan. Untuk bambu petung dengan diameter 12 - 14 cm dan panjangnya 500 - 600 cm harganya Rp 125.000. Bambu  Wulung diameter 6 - 8 cm dan panjangnya 500 - 600 cm harganya Rp 29.000. Bambu Apus dengan diameter 4-6 cm dan panjangnya 500 - 600 harganya Rp 24.000. Bambu Cendani yang diameternya  1,5 - 2 cm dan panjangnya 300 cm harganya Rp 6.000. Dari kisaran harga di atas tentunya tidaklah mahal bagi para pengusaha kecil dan menengah. Bambu yang dibeli pun akan diberikan garansi, biasanya sampai 3 tahun. Namun, pembeli juga harus tahu bagaimana menyimpan bambu bila belum digunakan. Berikut beberapa tips menyimpan bambu yang sudah diawetkan. Bambu yang telah diawetkan haruslah dikeringkan dan disimpan dengan baik agar keawetannya terjaga dan tidak terserang jamur yang dapat merusak bambu. Berikut adalah cara pengeringan dan penyimpanan yang kami anjurkan.
- Bambu yang telah diawetkan dan dalam keadaan basah dapat disimpan horizontal di gudang atau tempat yang terlindung dari air dan panas matahari secara langsung.
- Tempat penyimpanan atau gudang harus memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang baik untuk menghindari kelembaban yang dapat menimbulkan jamur pada bambu.
- Bambu tidak boleh kontak langsung dengan tanah atau lantai semen, dan harus dinaikkan dari dasar lantai sekurang-kurangnya 30 cm agar ada sirkulasi udara dibawah.
- Tinggi maksimal setiap tumpukan adalah 30 cm, dan diantaranya harus diberi alas kayu/bambu lain agar ada sirkulasi udara.
- Jika bambu yang diterima masih terlalu basah karena baru saja dibongkar dari pengawetan, maka bambu harus disimpan secara vertikal selama 2-3 hari sebelum disimpan horizontal.
- Jika bambu dikeringkan dengan cara penjemuran, maka penjemuran haruslah dijaga dan dibolak balik setiap jam agar tidak pecah. Dan jangan menjemur terlalu lama karena dapat menyebabkan kulit bambu retak bahkan pecah. Bila sudah retak atau pecah maka bambu akan rusak dan sulit dimanfaatkan untuk apa pun.

Setelah memperoleh bahan berupa bambu tentu selanjutnya melangkah kepada proses produksi. Salah satu orang yang telah sukses dalam usaha kerajinan bambu ialah pak Regito. Dia menjual mebel bambu dengan harga bervariasi tergantung ukuran, model dan bambu yang digunakan. Harga satu set meja kuri tamu mulai Rp 225.000 - Rp 300.000, kursi sudut Rp 350.00 - Rp 400.000, kursi panjang Rp 55.000 - Rp 150.000, kursi malas Rp 75.000 dan kursi teras Rp 150.000. Tempat tidur bambu Rp 200.000 - Rp 400.000, almari Rp 400.000 - Rp 500.000, dan untuk skat ruangan Rp 200.000. Produk selain meubel yaitu kerai Rp 20.000 per meter persegi, anyaman Rp 25.000 per meter persegi dan untuk gazebo mulai Rp 1,5 juta. Penjualan berbagai mebel bambu ini mampu meraih omset sekitar 10-25 juta rupiah per bulannya. Regito kini melayani penjual hampir ke seluruh wilayah di Jawa. Dan tak lama lagi usaha tersebut akan berkembang dengan semakin luasnya pasar.

Untuk kita yang ingin terjung ke bidang usaha kerajinan bambu ini ada beberapa tips yang perlu disimak berikut ini.
1. Perlu mempelajari tentang seluk beluk bambu
Kita mesti mengetahui berbagai jenis bambu yang ada di masyarakat. Jangan sampai kita buta terhadap nama bambu namun sudah mulai membuka usaha kerajinan bambu. Mengenali sebuah bambu dari jenis apa tidaklah pekerjaan yang sulit kami kira. Kita tinggal bertanya kepada orang-orang yang punya pengetahuan tentang bambu. Lalu dipraktekkan ilmu mengenal bambu itu. Nanti lama kelamaan akan hafal dengan sendirinya. Bambu pun ada yang muda dan sudah tua. Kita sebagai seorang pengusaha perlu mengetahui pula mana bambu yang sudah tua dan mana yang masih muda. Untuk menebang bambu pun perlu waktu dan teknik khusus. Ini pun perlu sekali kita ketahui dan praktekkan juga. Sehingga kita punya keahlian dalam mencari bambu sekaligus teknik menebangnya,

2. Memiliki ketrampilan membuat kerajinan dari bambu
Kemampuan seseorang berupa ketrampilan bisa dimiliki jika seseorang belajar dengan tekun. Tak hanya belajar saja namun perlu berlatih berulang kali. Sebelum bisa menguasai ketrampilan tersebut maka jangan berhenti dulu. Kita memang diproyeksikan menjadi pengusaha yang punya banyak karyawan. Namun, akan sangat penting kita terampil membuat suatu kerajinan dari bambu. Tatkala nanti ada karyawan yang perlu dilatih kitalah yang bertugas melatihnya. Bila kita membuat banyak item produk kerajinan bambu maka itu termasuk langkah yang bagus. Kita pun hendaknya perlu meningkatkan ketrampilan dalam hal ini. Tatkala seseorang sudah terampil maka dia akan menemukan trik-trik khusus dalam rangka membuat sebuah kerajinan bambu lebih cepat dan hasilnya pun memuaskan.

3. Mencari pasar
Sebagus apa pun produk pastinya butuh pangsa pasar yang jelas. Kalau tidak bisa menjangkau pasar maka sulit produk akan bisa laku terjual. Memperluas jangkauan pasar menjadi program yang mesti dimiliki oleh setiap pengusaha kerajinan bambu. Nantinya diharapkan produk tak hanya bisa dijual di dalam negeri saja namun mesti bisa sampai ke luar negeri.

4. Memiliki menejemen keuangan yang baik
Agar sebuah usaha bisa berjalan dengan bagus maka perlu punya menejemen keuangan yang bagus. Dengan menejemen keuangan yang baik itu segala pengeluaran akan terkontrol. Besar keuntungan dari bisnis pun akan mudah dilihat. Ke depannya akan lebih mudah dalam mengembangkan usaha.

Sekarang anda dapat mempertimbangkan untuk mengambil peluang usaha tersebut. Pangsa pasar yang masih luas dari seluruh Indonesia sampai ke mancanegara tentunya bisa menjadi alasan tersendiri untuk kita ikut terjun ke bisnis yang satu ini. Dengan kreativitas dan inovasi dari waktu ke waktu maka kami yakin andalah yang akan menjadi pengusaha yang sukses. Khususnya dalam usaha dari kerajinan bambu ini.

Share on Facebook
Share on Twitter

Related : Meraup Berkah dari Usaha Kerajinan Bambu